Dulu
bumi ini hijau dan sangat alami. Bermacam-macam tumbuhan dan hewan hidup di permukaan bumi ini. Mereka saling
terkait dan saling melindungi. Namun itu semua telah berubah, bumi kita telah
semakin rusak, hutan semakin sedikit, laut semakin meluap dan tercemar, tanah
sudah hampir kehilangan unsur haranya. Itu semua karena berkembangnya manusia
yang tidak bertanggung jawab.
Kita
lihat negara kita (Indonesia). Negara kita dahulu kaya akan sumberdaya alam,
negara kita adalah paru-paru dunia, tanah kita sangat luas dan dapat di tanam
bermacam-macam tumbuhan,sayur-sayuran, dan sebagainya. Namun dapat kita lihat
akhir-akhir ini, Indonesia yang merupakan wilayah agraris lautannya tercemar,
hutan kita semkin gundul, banyak tanah-tanah yang mulai tandus karena
kekurangan air. Siapa yang harus disalahkan atas semua ini? Banyak orang
menyalahkan pemerintah, namun mereka tidak mau disalahkan.
Ini
adalah tempat tinggal kita, tanah air kita, dimana kita dilahirkan. Kita sudah
diberikan rahmat oleh ALLAH SWT karena telah dilahirkan di negara Gemahripah Loh Jinawi, kita tinggal
tidak membayar, tidak sewa, tapi mengapa menjaga tempat tinggal kita saja tidak
mau. Banyak orang membuang sampah sembarangan, mulai maraknya pembangunan-pembangunan
seperti mall,perumahan, jalan tol, restauran, dll, semakin banyaknya
motor/mobil, hutan-hutan yang semakin sedikit karena penebangan liar.
Itu
semua hanya atas dasar meteri yang tidak dilandasi pengetahuan akan akibat yang
akan ditimbulkan suatu saat nanti. Kadang sulit juga memahami sifat manusia,
mereka diperhatikan namun tidak mau memperhatikan, tidak ada timbal balik
terhadap lingkungan. Padahal sekarang dampak kerusakan lingkungan sudah sangat
terasa. Banyak kota yang terendam banjir saat hujan deras dikarenakan kurangnya
daya resap air kedalam tanah dan sungai-sungai yang tersumbat oleh
sampah-sampah. Banyak terjadi tanah longsor karena pohon-pohon yang telah
ditebangi sehingga tanah tidak ada yang mencengkeram. Dan masih banyak lagi
seperti cuaca dan iklim yang tidak menentu, suhu udara yang mulai panas, udara
yang mulai tercemar dan masih banyak lagi.
Sebegitu
banyaknya tanda-tanda kerusakan lingkungan namun Cuma segelintir orang yang
sadar akan lingkungan, banyak orang yang lebih mementingkan materi dari pada
memikirkan lingkungan. Mungkin manusia akan tersadar dan menyesali perbuatannya
saat bumi benar-benar rusak. Sangat kasihan anak cucu kita yang akan mewarisi
bumi yang telah rusak. Apakah kita tega kalau anak cucu kita tidak dapat melihat
indahnya pegunungan yang hijau, laut yang berih dan banyk makhluk laut yang ada
di dalamnya, dapat merasakan udara dan air yang bersih dan tidak tecemar.
Apakah kita akan mewariskan tanah tandus udara dan air yang tercemar, dll.
Sungguh naif dan berdosannya kita karena tidak dapat memberikan yang terbaik
kepada anak cucu kita.
Kita
manusia hanya memikirkan kesenangan pribadi, nafsu dunia yang tidak akan
terpuaskan akan kah kesalahan kita akan ditanggung anak cucu kita. Mungkin
benar manusia adalah makhluk yang sempurna namun sesempurnannya makhluk hidup
tidak ada hewan yang menyakiti bahkan membunuh anak-anaknya hanya demi makanan.
Namun manusia yang disebut makhluk yang paling sempurna dari makhluk lain tega
mengahncurkan harapan anak cucu nya.
Marilah kita
bersama-sama memperbaiki dan mengkoreksi diri kita sendiri jangan saling
menyalahkan, karena belum tentu kita lebih benar dari orang lain. Mari kita
sama-sama menyelamatkan lingkungan dan bumi pertiwi kita. Biar anak cucu kita
bisa merasakan keindahan dan keanggungan ciptaan ALLAH SWT.