Memiliki gaya kepemimpinan populis dengan karakter yang
disukai banyak orang memang menyenangkan. Itulah yang pernah coba terfikir oleh
saya dalam beberapa kesempatan perenungan mencari sosok pemimpin sejati. Banyak
contoh yang bisa diambil, yang paling mendekati adalah kepemimpinan SBY masa
kini. Gaya seperti ini banyak dipakai dewasa ini, bisa mungkin karena kebutuhan
bangsa atau banyak orang yang terlalu takut untuk jatuh.
Pohon yang lebih tinggi memang lebih gampang untuk roboh,
bahakan kadang tanpa harus ada angin puting beliung pun pohon tersebut bisa
roboh. Sekilas, terlihat bahwa penyebab robohnya pohon tersebut adalah sang
angin, namun seperti yang dikatakan dalam novel “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin“, ungkapan
tersebut sangat tepat, karena penyebab robohnya suatu pohoon adalah kesalahan
arah tumbuh, sehingga pohon tidak seimbang dan sangatlah mudah untuk
dirobohkan. Begitu pula sebuah kepemimpinan, semakin tinggi kepemimpinan yang
dipegang, jika salah strategi dalam mempin akan sangat mudah dihancurkan. Bukan
karena serangan yang datang begitu dahsyat, namun lebih sering dikarenakan
strategi kepemimpinan yang salah.
Saya adalah salah satu orang yang menganut faham “suka nggak suka, asalkan tetap pada rel yang benar,
ayo tetap jalan“. Tak perlu takut untuk tidak disukai orang lain,
karena belum tentu apa yang orang lain suka itulah yang kita butuhkan. Sama
halnya seperti saat kita sedang sakit. Obat yang diberikan memang pahit dan
kita pasti tidak menyukainya, namun itulah yang kita butuhkan.
Jadilah tipe petarung, yang tidak hanya
bergerak berdasarkan banyaknya orang yang menyukai apa yang kita lakukan, tapi
berdasarkan ilmu yang benar dan memiliki dasar yang kuat dan jelas. Namun semua
itu bukan berarti kita tidak menerima kritik dan saran orang lain, tapi tidak
pula semua kritik dan sran kita terima. Be creative, be constructive, be a
leader.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar