Rabu, 20 Juni 2012


Teh Hitam Peredam Penyakit Jantung, Kanker dan Diabetes


Penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, darah tinggi serta kanker hati sekarang masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Belakangan penyakit tersebut tak hanya menyerang orang lanjut usia karena faktor degeneratif tapi usia produktif.
            Indonesia pun dikenal sebagai negara dengan pengidap diabetes nomor empat terbanyak di dunia. Usia penderita diabetes pun makin merentang ke bawah dengan dengan usia 25 - 45 tahun. Sementara 10 tahun lalu pasien diabetes rata-rata mereka yang berusia 50 tahun keatas.
            Salah satu penyebab munculnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan. Radikal bebas dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh kita. Kondisi ini menstimulus percepatan proses penuaan, penghancuran liver dan menyebabkan penyakit papan atas lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.
            Setelah kemajuan industri dan makin tingginya peluang terkena penyakit tersebut, orang-orang beralih ke pengobatan pencegahan, berupa minuman dari bahan natural. Salah satunya adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung zat alami mengurangi radikal bebas seperti teh hitam atau black tea.
            Khasiat teh hitam diungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan MS dan ahli kesehatan jantung dr Mohammad Taufik Sp.J ”Memang benar teh hitam atau black tea mempunyai manfaat seperti menurunkan resiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah,” papar Prof Dr Ali Khomsan MS.
            Lebih lanjut Ali Khomsan menjelaskan, dari berbagai referensi, diketahui bahwa black tea yang selama ini dikonsumsi masyarakat kita, cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh. Utamanya adalah antioksidan serta Theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi resiko-resiko penyakit seperti seperti kanker dan mencegah penyakit jantung koroner.
            ”Teh hitam atau black tea dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi,” katanya.
            Salah seorang pakar kesehatan jantung dari kota Hujan Bogor, Dr H Mohammad Taufik Sp.J mendukung pendapat Prof Dr. Ali Khomsan yang menyebutkan black tea bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes, dan stroke.
            Sayangnya, menurut Taufik, manfaat yang terkandung dalam meminum teh hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat black tea bagi kesehatan.
            Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow dengan tema ”Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Resiko Penyakit Jantung Koroner” yang diadakan di Aula RSJHK Jakarta.
            Menurut hasil penelitian tersebut, Katekin – zat yang disebut dapat melawan penyakit degeneratif, ternyata berupa Theaflavin. Senyawa ini merupakan antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa Theaflavin dalam teh hitam cukup signifikan.
            Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis. Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial. Kemampuannya sebagai penangkap radikal bebas sudah tidak dapat dipungkiri lagi kesahihannya. Kemampuan Theaflavin sebagai antioksidan tidak cukup sampai disitu. Aktifitasnya sebagai antioksidan untuk menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) ternyata menunjukkkan hal yang menakjubkan.
            Dalam seduhan teh hitam, Theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu Thearubigin dan Theanapthoquinone masing-masing memberi warna kecoklatan dan kuning pekat. Untuk hal rasa, bersama-sama Kafein, Theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.
            Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa kebiasaan minum teh hitam atau black tea dapat mencegah penimbunan pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita.. Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 persen, dan jika minum empat cangkir dapat mencapai 69 persen.
            Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 persen pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.
            Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita penyakit diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat yang telah dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktivitas insulin melebihi dari teh hijau maupun teh Oolong.
            Menurut Mohammad Taufik, biasanya, para ahli kesehatan akan mempublikasikan hasil penelitiannya, setelah beberapa kali melakukan penelitian. Bila hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang sama, baru penelitian tersebut dipublikasikan. Namun bila baru satu kali penelitian, hasilnya belum akan dipublikasikan. ”Kalau penelitian itu baru sekali kami lakukan tidak mungkin kami mempublikasikannya. Biasanya penelitian yang telah dipublikasikan adalah penelitian yang telah berulang-ulang,” kata dokter sepesialis jantung ini.
            Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan menjadi tiga jeni, yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari Oksidasi ensimatis), teh Oolong dan teh hijau. Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.
Sumber :


Nama: Luki Yulianto (D1810050)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar